JAKARTA – Untuk merefleksikan masa depan peran Asean dalam mengatasi isu-isu terkini dan yang muncul di kawasan, SEA Junction bekerja sama dengan Asia Justice and Rights (AJAR) akan menyelenggarakan Pameran “Cartooning the Asean Way of Non-Interference and Consensus”. Pameran ini akan digelar pada 22 Oktober hingga 3 November 2024 di Curved Wall, Pusat Seni dan Budaya, Bangkok, Thailand.

Dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin (21/10), pembukaan pameran akan dilakukan di SEA Junction (Lantai 4, BACC) pada tanggal 22 Oktober pukul 17.30-19.00 dengan menghadirkan pembicara Khin Ohmar (Peace and Security Advocate, Myanmar), Stephane Peray (Political Cartoonist), Gandjar Harta Widodo (1st Prize Winner (Comics Category), Indonesia), Kelly Twinkle I. Mangi (Special Mention (Comics Category), Philippines).

Pandemi Covid-19, kudeta di Myanmar, dan perubahan otokratis di negara-negara anggota lainnya, ketegangan geo politik yang belum terselesaikan, dan tekanan resesi telah menarik perhatian terhadap Asean, menimbulkan pertanyaan penting mengenai apakah Asean memenuhi atau gagal memenuhi perannya, dan telah menempatkan fokus pada perkembangan dan interaksi regional.

Dengan meningkatnya pertanyaan mengenai apakah Asean benar-benar berorientasi pada masyarakat seperti yang dinyatakan dalam Piagamnya dan “untuk siapa” serta kepentingan siapa Asean bertindak, terdapat urgensi untuk mendorong diskusi publik mengenai apa yang disebut “Asean Way” dan khususnya mengenai dua prinsip inti kelembagaan yaitu “Konsensus” dan “Non-Intervensi”.

Kedua konsep tersebut saat ini sedang dibahas. Konsensus dipandang memainkan peran positif dalam memupuk persatuan di antara anggota yang berbeda-beda, namun sering kali menunda tanggapan, dan beberapa orang berpendapat mendukung perubahan peraturan menjadi mayoritas untuk meningkatkan efektivitas. Demikian pula dengan prinsip Non-Intervensi yang dinilai telah memberikan kontribusi positif untuk menjamin adanya campur tangan yang tidak semestinya dan mendorong penghormatan “terhadap kemerdekaan, kedaulatan, kesetaraan, integritas wilayah, dan identitas nasional semua bangsa” sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Amenitas Asean.

Namun, di tengah memburuknya krisis hak asasi manusia di kawasan ini khususnya di Myanmar dan munculnya ancaman transnasional, Asean telah gagal memberikan perlindungan terhadap rakyatnya dan menjamin penghormatan terhadap hak asasi manusia dengan menerapkan prinsip yang sama.

Tujuan dari pameran ini adalah untuk menyoroti bagaimana kreativitas dapat membantu menyoroti isu-isu kompleks bagi masyarakat umum dan untuk meningkatkan pemahaman kritis terhadap Asean dan prinsip-prinsip Konsensus dan Non-Intervensi. Kartun dan komik menggabungkan elemen tekstual dan visual untuk mengekspresikan pemikiran kritis dan menciptakan narasi, menyeimbangkan humor dengan keseriusan.

Komik dan kartun dari berbagai peserta di Asia Tenggara secara gamblang menggambarkan peran Asean melalui elemen visual yang menarik. “Kami percaya bahwa dengan cara ini mereka dapat menarik perhatian terhadap tata kelola regional dan memicu pembicaraan mengenai langkah-langkah yang diperlukan dalam mewujudkan Asean yang berorientasi pada rakyat,” demikian jelasnya.

Pameran ini terdiri dari karya para pemenang Kompetisi Kartun dan Komik “Cartooning the Asean Way of Non-Interference and Consensus” yang diadakan oleh SEA Junction bekerja sama dengan AJAR pada awal tahun 2024 serta karya-karya pilihan dari peserta lain di kedua kartun tersebut. dan kategori komik.

Source : https://koran-jakarta.com/refleksikan-masa-depan-asean-sea-junction-dan-ajar-gelar-pameran-kartun-dan-komik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

clear formPost comment