Kompetisi pembuat kartun dan komik di Indonesia tergolong tak pernah viral, padahal ada beberapa kompetisi terselenggara, misalnya di Kompas Gramedia Fair, sering mengadakan kompetisi komik dengan tema tertentu. Lalu ada International Cartoon Exhibition Indonesia (ICEI), kompetisi kartun internasional yang rutin diselenggarakan. Kemudian, ada Indonesia Comic Con. juga kerap mengadakan kompetisi bagi kreator komik lokal untuk menampilkan karya mereka. Jumlah kompetisi yang tergolong bisa dihitung dengan sebelah tangan ini tentu saja melahirkan kartunis-kartunis yang sedikit pula jumlahnya.
Baru-bary ini AJAR (Asia Justice and Rights) mengadakan kompetisi kartun dan komik berkolaborasi dengan SEA Junction, sebuah organisasi yang berfokus pada kawasan Asia Tenggara. Kompetisi ini bertema “Cartooning the ASEAN Way of Non-Interference and Consensus,” yang mengajak kartunis, pembuat komik, dan kolektif seni dari Asia Tenggara untuk menggambarkan peran ASEAN dalam isu-isu yang sedang berkembang. Kompetisi ini berlangsung pada tahun 2024, dengan karya-karya terpilih kabarnya akan dipamerkan di Bangkok Arts and Culture Center (BACC). Kompetisi ini bertujuan untuk mengumpulkan para kartunis dan pembuat komik untuk mempromosikan pemahaman kritis tentang ASEAN dan prinsip-prinsip Konsensus dan Non-Interferensi. Kartun dan komik menggabungkan elemen tekstual dan visual untuk mengekspresikan dan menciptakan narasi dalam mengkomunikasikan ide.
Peran ASEAN terpancar dari dalam komik
Dengan tema: Merefleksikan peran ASEAN dalam mengatasi permasalahan saat ini dan yang sedang berkembang; Membahas prinsip-prinsip Konsensus dan/atau Non-Intervensi ASEAN; Menelaah implikasi dari “ASEAN Way”, kompetisi ini berhasil dimenangkan oleh kartunis lulusan Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, bernama Gandjar Dewa Harta. Karyanya berjudul “Asean Love Land” menggambarkan suasana sidang mufakat bagi warga bangsa Asean, dengan karakter-karakter berwajah optimis (sampai-sampai gigi-gigi hampir semua karakter terpampang garang), lengkap dengan identitas rumah dan simbol adat Indonesia, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, Kamboja, yang digarap dengan ilustrasi lugas dan energic.
Saran tak terduga dari Komikus
“ini baik sekali sebagai satu wadah untuk mempersatukan negara-negara ASEAN agar dunia tahu bahwa rasa persatuan negara-negara ASEAN bisa memberikan satu kekuatan yang ditunjukkan pada dunia, agar mereka tidak semena-mena”, ujar Gandjar kepada LUXINA. “Di sisi lain, kegiatan ini juga memberikan kesempatan dan peluang bagi para seniman kartun dan komikus untuk dapat memberikan pandangannya dan saran yang mungkin tak diduga terhadap persoalan yang dihadapi negara anggota ASEAN. Saya berharap, bahwa kegiatan ini dapat berlangsung lebih panjang dan terus menerus, sebab tanpa kehadiran para seniman dalam mengatasi persoalan ASEAN mungkin banyak hal yang tidak terfikir. Seniman dapat memberikan pendapat dan pandangan yang kadang di luar pemikiran orang pada umumnya, termasuk para pemangku jabatan di tiap negara, bahkan para politisi.” Pada tahun 1983 – 1989 Gandjar pernah menjadi illustrator di Kompas, kemudian di Tabloid Monitor, Tabloid Bola 83-89, Kartunis di majalah FarEastern Hongkong Review (2007-2009), Crerative director dan Ilustrator di Bloomberg Business week (2010-2015). Selain itu pernah sebagai kartunis lepas di Singapore Newsletter Tabloid, harian Jurnal Nasional, Harian SINARHARAPAN, Harian KORAN JAKARTA, dan Tata artistik di TNT-TV.
Kompetisi dari Bangkok
Sebagai pemenang kedua di kompetisi ini diraih oleh Christian Oliver A Cruz dari Filipina, lalu pemenang ke tiga: Priyo Wicaksono dari Indonesia (juga alumni Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. SEA Junction, didirikan di bawah organisasi nirlaba Thailand Foundation for Southeast Asia Studies (ForSEA), bertujuan untuk menumbuhkan pemahaman dan apresiasi terhadap Asia Tenggara dalam semua dimensi sosial budayanya – mulai dari seni dan gaya hidup hingga ekonomi dan pembangunan. Berlokasi strategis di Ruang 408 Pusat Seni dan Budaya Bangkok atau BACC (di seberang MBK, Stadion Nasional BTS), SEA Junction memfasilitasi akses publik terhadap sumber daya pengetahuan dan pertukaran antar pelajar, praktisi, dan pecinta Asia Tenggara.